HELLOBEKASI.COM – Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menanggapi kenaikan harga MinyaKita
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebutkan terjadi kenaikan harga minyak goreng rakyat atau MinyaKita menjadi Rp17.058 per liter di 82 kabupaten/kota Indonesia.
Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting (Bapokting) Kemendag Bambang Wisnubroto mengatakan nominalnya.
Kenaikan harga MinyaKita sebesar 1,05 persen menjadi Rp17.058 per liter, di mana harga eceran tertinggi (HET) ditetapkan Rp15.700 per liter.
Baca Juga:
Siram Pakai Air Panas hingga Punggung Bayi Melepuh, Pengasuh Daycare di Depok Jadi Tersangka
Prabowo Subianto Berharap Tahun 2025 Tak Impor Beras, Tren Produksi Pangan Indonesia Meningkat
“Untuk MinyaKita sendiri kenaikan 1,05 persen menjadi kurang lebih dari Rp17.058 per liter,” ujar Bambang.
Dia menyampaikan dalam Rapat Koordinasi Inflasi bersama Kementerian Dalam Negeri dipantau secara daring di Jakarta, Senin (18/11/2024)
Bambang menjelaskan kenaikan harga minyak goreng juga terjadi pada kemasan curah menjadi Rp17.119 per liter.
Menurut Bambang, harga minyak curah sangat bergantung pada harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).
Baca Juga:
Penyaluran Pupuk Subsidi, Pemerintah Ungkap Alasan Gapoktan Harus Bertransformasi Menjadi Koperasi
Prabowo Subianto Minta Pemenang Piilkada dan yang Kalah Saling Kerja Sama untuk Layani Rakyat
Terdapat 188 kota yang mengalami kenaikan minyak goreng, di mana penyumbang utamanya adalah minyak curah naik di 146 kabupaten/kota, MinyaKita di 82 kabupaten/kota dan minyak premium di 79 kabupaten/kota.
Selain itu, terdapat 32 daerah yang menjadi prioritas intervensi lantaran harga MinyaKita berada di atas Rp18.000 per liter, khusus di wilayah Indonesia bagian timur.
Kemendag melalui Direktorat Jenderal Pengawasan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) bersama Satgas Pangan POLRI akan melakukan pengawasan secara intensif.
Dan melakukan tindakan tegas terhadap pengecer yang menjual tidak sesuai dengan HET, seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 18 Tahun 2024.
Baca Juga:
Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Target Investasi Tahun 2025 Mencapai Sekitar Rp1.900 Triliun
Prabowo Subianto Tunjuk Kementerian Pertanian Sebagai Leading Sector Kejar Target Swasembada Pangan
“Khusus MinyaKita, kami mungkin akan ada action, kami rasa di sisi pengecer banyak yang menjual di atas HET.”
“Jadi akan kami lakukan dalam beberapa minggu ke depan untuk memberikan shock terapi ke pasar agar menjual sesuai HET,” kata Bambang.
Menanggapi kenaikan harga MinyaKita, Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menberikan pandangannya.
Kenaikan harga MinyaKita akan memicu kenaikan biaya produksi, menaikkan harga barang dan berpotensi meningkatkan inflasi jika tak segera diatasi.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
“Kenaikan harga MinyaKita) pasti akan berdampak pada kenaikan harga barang dan berpotensi meningkatkan inflasi,” kata Esther di Jakarta, Senin (18/11/2024).
Kenaikan harga MinyaKita dinilai Esther berpotensi meningkatkan biaya produksi barang.
Sehingga perlu dilakukan pengendalian harga apalagi khususnya menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, di mana kebutuhan pangan akan meningkat.
Menurutnya, lonjakan biaya produksi ini berpotensi menaikkan harga jual produk di tingkat konsumen sehingga memberatkan daya beli masyarakat.
“Dampak kenaikan harga MinyaKita akan menaikkan biaya produksi dan meningkatkan harga jual produk,” ujarnya.
Esther menilai fenomena ini sebagai bentuk cost-push inflation, di mana kenaikan biaya produksi menyebabkan harga barang naik dan mendorong inflasi.
Dampak lebih lanjut bisa dirasakan oleh konsumen karena kenaikan harga barang menjadi tak terhindarkan, terutama untuk produk yang bergantung pada minyak goreng.
“Ini namanya cost push inflation,” jelasnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Esther menyarankan tiga langkah utama, yakni:
Menjaga agar biaya bahan bakar stabil, memastikan distribusi minyak lancar, dan menjamin pasokan minyak goreng mencukupi.
Menurutnya, stabilisasi harga pangan dan kelancaran distribusi adalah kunci untuk menekan dampak inflasi yang dapat merugikan pengusaha kecil dan masyarakat luas sebagai konsumen.
Dengan langkah strategis tersebut, pemerintah diharapkan mampu menekan inflasi jelang Natal dan tahun baru, menjaga keberlanjutan usaha kecil dan melindungi daya beli masyarakat.
“Saran saya harus menjaga agar inflasi terkendali maka beberapa hal harus diamankan yaitu biaya bahan bakar tidak naik, distribusi lancar, dan pasokan minyak goreng lainnya aman,” kata Esther.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Sawitpost.com dan Koperasipost.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Hello.id dan Sentranews.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
Atau hubungi langsung WhatsApp Center Rilispers.com (Pusat Siaran Pers Indonesia /PSPI): 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Klik Persrilis.com untuk menerbitkan press release di portal berita ini, atau pun secara serentak di puluhan, ratusan, bahkan 1.000+ jaringan media online.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.